Lipsus Kota Payakumbuh

Payakumbuh Launching Perdana Kurikulum Muatan Lokal Budaya Alam Minangkabau

Liputan Khusus

Payakumbuh (Utamapost) —Kota Payakumbuh Launching Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) tentang Budaya Alam Minangkabau (BAM) yang diajarkan kepada siswa SD/SLTP Kota Payakumbuh. Launching yang berlangsung semarak itu digelar di halaman Balai Kota Payakumbuh, Kamis (30/11/2023).

Pj. Wali Kota Payakumbuh Jasman dalam kesempatan sama akui, ia bangga atas capaian Kota Payakumbuh yang sukses menyusun perangkat pembelajaran kurikulum muatan lokal tersebut dan hal ini jadi pedoman bagi bapak/ibu guru untuk mengajarkannya kepada siswa diberbagai jenjang pendidikan yang menggambarkan kearifan lokal sekaligus upaya pewarisan budaya Minangkabau agar tidak tergerus perubahan zaman,” ujarnya.

Menurut pj. Wali kota ini, anak merupakan generasi penerus sekaligus calon pemimpin masa depan yang akan meneruskan pelestarian budaya Minangkabau, sehingga pelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) ini sangat penting untuk pelestarian jati diri orang Minangkabau yang sedini mungkin sudah harus diberikan kepada mereka.

Kemeriahan Launching Kurikulum BAM Ditandai Berbagai Atraksi Dari Guru

“Sesuai falsafah Minangkabau Adat Basandi Syaraq, Syaraq Basandi Kitabullah yang sekaligus jadi filosofi kehidupan orang Minang diimplementasikan dalam adat mangato, syaraq mamakai sehingga hal itu menjadi pilar kehidupan sehari-hari generasi muda sehingga mereka memiliki entitas tersendiri dalam menghadapi globalisasi,” ucapnya.

Dima bumi dipijak disinan langik dijunjuang dima aia disauak disinan rantiang dipatah, filosofi itu sambung Jasman diharapkan dapat memberikan gambaran kepada anak didik bagaimana orang Minangkabau itu bertutur dan berbaur dengan masyarakat dimanapun ia berada sehingga keberadaanya dapat diterima dimana saja.

Kemeriahan Launching Kurikulum BAM Ditandai Berbagai Atraksi Dari Siswa

“Persoalan BAM itu intinya bagaimana membuka wacana kepada anak sedangkan penerapannya membutuhkan peran orang tua, sekolah, niniak mamak, dan lingkungan yang pada akhirnya membentuk jati diri generasi muda Minangjabau itu sendiri,” tambahnya.

Lebih lanjut, Jasman berharap dengan launching Mulok BAM perdana di Sumatera Barat ini, kita berharap mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kearifan lokal daerah kota Payakumbuh.

“Saat ini, Payakumbuh dikenal dengan adanya City of Randang. Maka di dunia pendidikan kita pahami dan pelajari serta dikembangkan materi SOR ( School Of Randang_). Hal ini merupakan upaya kita dalam melestarikan makanan tradisional minangkabau, yakni rendang,” terangnya.

Kemeriahan Launching Kurikulum BAM Ditandai Pemberian Penghargaan

Ditegaskan Jasman, Pemerintah Kota Payakumbuh sangat serius dalam melestarikan budaya Minangkabau, hal ini terbukti dengan terjalinnya kerjasama antara Payakumbuh dengan stakeholder terkait dalam penyuksesan launching Mulok BAM ini.

“Selaku Pemerintah Kota Payakumbuh, kami mengucapkan selamat atas Launching Kurikulum Muatan Lokal Budaya Alam Minangkabau di lingkup Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh. Mari kita jaga nyala budaya Minangkabau di Payakumbuh,” ajaknya.

Pada kesempatan tersebut, Pj Wako Jasman juga menerima piagam penghargaan dari Padang Ekspres sebagai tokoh penggerak literasi Kota Payakumbuh, serta Kadis Pendidikan Dasril dan Sekretaris Daerah Rida Ananda sebagai motivator penulis laman guru di koran Padang Ekspres.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat yang diwakili Staf Ahli Erinaldi mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengapresiasi event launching Mulok BAM yang digelar pertama kali di Sumatera Barat tersebut.

“Materi pelajaran BAM harus dikemas dengan menarik, buku pelajarannya harus bergambar dan beraneka warna, kertasnya mesti yang berkualitas, agar anak-anak senang dan tertarik membacanya,” bebernya.

Erinaldi menyarankan, Pemerintah Kota Payakumbuh juga perlu menyiapkan satu tempat untuk bermain dan belajar budaya seperti taman kebudayaan di Kota Payakumbuh.

“Kami dari Provinsi melihat ini sebagai tantangan bagi Kota Payakumbuh untuk menjadikan BAM sebagai kurikulum yang sah. Lalu, materi yang dimuat juga perlu direncanakan dengan matang, apakah adat istiadatnya dibuat khusus adat Payakumbuh saja atau bagaimana,” ingatnya.

Kemudian, Erinaldi juga menyampaikan, Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh perlu menyusun kurikulum dan pola ajar yang sesuai dengan tingkatan usia peserta didik.

“Sepertinya kita perlu melibatkan pakar psikologi pendidikan untuk menyusun kurikulumnya. Kami dari Provinsi siap berperan sebagai fasilitator untuk menindaklanjuti Mulok BAM sebagai branding Sumatera Barat,” katanya.

Ucapan selamat tak lupa Erinaldi layangkan dari Pemerintah Sumatera Barat kepada Kota Payakumbuh yang telah melaunching Mulok BAM yang rohnya Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah tersebut.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi model bagi Sumatera Barat untuk diimplementasi dalam pembelajaran budaya Minangkabau diberbagai jenjang pendidikan yang kita hatapkan berdampak dalam kehidupan sehari hari,” pungkasnya.

Sementara itu, Pengembang Kurikulum Kemdikbudristek RI Sapto Aji Wiranto mengatakan, ia memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Tim Pengembang Kurikulum Mulok BAM di Kota Payakumbuh atas terselenggaranya perhelatan tersebut.

“Saya mencatat beberapa hal, namun yang terpenting bagaimana upaya pelestarian Budaya Alam Minangkabau harus diikhtiarkan bersama mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat,” pesannya.

Launching Kurikulum muatan lokal ini ditandai dengan membahananya tabuhan gong dan tambua yang dilakukan Pj Wako Jasman, didampingi pengembang kurikulum Kemdikbudristek RI Sapto Aji Wiranto, Staf Ahli gubernur Sumbar Erinaldi, Forkopimda Payakumbuh dan Bupati/Walikota se-Sumbar, Sekda Payakumbuh beserta jajaran, pimpinan instansi vertikal Kota Payakumbuh, beserta tamu undangan lainnya.

Di pertengahan acara, kemeriahan semakin terasa dengan penampilan tari indang dari 320 anak Paud se-Kota Payakumbuh, disusul randai dari peserta didik paket kesetaraan SPNF-SKB di lapas kelas 2 B Kota Payakumbuh.

Penampilan delapan permainan tradisional dari 124 orang pelajar SD diikuti penampilan ‘bermain sambil bernyanyi’ guru TK dan arak-arakan prosesi adat Minangkabau dari 253 orang pelajar SMP/MTs se-Kota Payakumbuh menandai kemeriahan Loauncing Kurikulum muatan lokal bernuansa tradisi adat Minangkabau. (mas)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top