BUKITTINGGI, (Utamapost)- Ketua DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Supardi, menyoroti dampak tingginya angka pengangguran terhadap meningkatnya kriminalitas dan peredaran narkoba. Ia menekankan pentingnya kerjasama berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini.
“Kami mengajak masyarakat adat, termasuk Ninik Mamak, Bundo Kanduang, Alim Ulama, dan Cadiak Pandai, untuk berkontribusi dalam mengatasi persoalan sosial di masyarakat,” ujar Supardi saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Pemangku Kebudayaan di Bukittinggi, Jumat, 17 Mei 2024.
Supardi menekankan pentingnya pemangku adat untuk terus meningkatkan kapasitas diri dalam manajemen masyarakat. Hal ini sejalan dengan UU No 17 Tahun 2022 tentang Sumatera Barat yang menegaskan filosofi Minangkabau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Ia juga mencatat bahwa Sumbar, yang dulu memimpin perputaran uang di Pulau Sumatera, kini mengalami penurunan dalam pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup masyarakat yang berubah. Maraknya lembaga pemberi kredit menjadi salah satu indikasi perubahan tersebut, dengan dana sekitar Rp10 miliar sehari yang dihimpun dan dibawa ke pusat.
Masalah lain yang perlu diatasi adalah tingkat pengangguran yang masih 5,2 persen di Sumbar, dengan Payakumbuh berada di peringkat ketiga dengan 4,84 persen. Meski begitu, tingkat pendidikan di Payakumbuh lebih baik dibanding daerah lain di Sumbar. “Pengangguran tinggi, tetapi tingkat pendidikan juga tinggi. Ini harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah,” kata Supardi.
Supardi menambahkan bahwa perkembangan teknologi memiliki dampak positif dan negatif, dan jika terlalu sibuk dengan teknologi, nilai-nilai kebudayaan bisa memudar. Bimtek yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Sumbar melalui inisiatif Supardi diharapkan dapat menjadi media transfer ilmu kepada generasi muda melalui masyarakat adat.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin, bersama narasumber Buya Zuari Abdullah, Irwan Malin Basa, dan S Metron Masdison, serta Kepala Bidang Warisan Budaya dan Permuseuman Nurdayanti, menyatakan pentingnya penguatan adat dan budaya bagi pemangku adat. “Tujuannya adalah memperkuat pemahaman terhadap adat dan budaya Minangkabau sehingga tetap hidup di tengah masyarakat,” ujar Jefrinal.
Ia menambahkan bahwa Bimtek bertema “Tarandam-randam Indak Basah, Tarapuang-apuang Indak Anyuik” mendorong pemangku adat untuk meneruskan penerapan adat budaya kepada generasi muda. “Pemahaman adat dan budaya generasi muda semakin berkurang. Kita harus memastikan adat dan budaya tetap hidup di masa depan,” pungkas Jefrinal.(son)