Padang, (Utamapost)- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat (Sumbar), Supardi, menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) mengenai keterbukaan informasi bersama para pegiat media sosial (medsos) di Payakumbuh. Acara tersebut bertujuan untuk mengatasi penyebaran hoaks yang semakin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan popularitas media sosial. Selasa (06/06)
Supardi menyoroti masalah hoaks yang saat ini menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari. Ia menyebut bahwa informasi yang tidak benar atau disebarkan tanpa pemahaman yang memadai sangat sering ditemui di media sosial. “Hoaks menjadi bagian dari fenomena ini, di mana informasi disebarluaskan tanpa pemahaman yang benar, yang penting adalah untuk segera membagikannya. Selain itu, ada pula disinformasi dan mal informasi, seperti video yang dipotong-potong dan disebarluaskan melalui ribuan akun media sosial,” ujar Supardi dalam acara Bimtek Pegiat Media Sosial yang berbasis keterbukaan informasi publik di Agam Jua, Payakumbuh.
Supardi menekankan bahwa penyebaran hoaks dan mal informasi secara massif ini berdampak pada munculnya kebencian terhadap pemerintah serta sikap apatis terhadap lingkungan, politik, dan budaya. Ia menyatakan bahwa perlu ada upaya untuk menghilangkan hoaks ini dengan mengedukasi generasi milenial yang aktif di media sosial. Jika potensi generasi milenial tidak dimanfaatkan dengan baik, hal ini dapat menimbulkan kecemasan bagi kota yang mereka cintai, tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi Informasi Sumbar, Nofal Wiska, mengatakan bahwa para pegiat media sosial dari generasi milenial merupakan kontribusi positif dalam melawan hoaks. Ia menyebut bahwa kota Payakumbuh memiliki banyak pegiat media sosial yang beragam, dan diharapkan agar mereka dapat menyampaikan informasi yang benar, akurat, dan dapat dipercaya. Nofal Wiska berpendapat bahwa generasi milenial pegiat medsos di Payakumbuh harus menjadi pionir dalam menangkal hoaks.(son)
