Kota Solok

Bahas Langkah Konkret Pengendalian Inflasi, Wawako Kembali Ikuti Rakor Bersama Mendagri 

Solok, (Utamapost) – Guna membahas langkah konkret Pengendalian Inflasi di Daerah, Wakil Wali Kota Solok Dr. H. Ramadhani Kirana Putra, SE, MM kembali mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) secara Virtual, pada Senin (31/07/2023), bertempat di E-Gov Monitoring Room Balaikota Solok.

Rapat tersebut dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D. dan bertindak selaku narasumber Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani dari Gedung Sasana Bhakti Praja, Kemendagri dan diikuti oleh Gubernur, Bupati dan Wali Kota se- Indonesia.

Mendagri Tito Karnavian mengungkapkan bahwa, “tingkat inflasi tahunan konsisten mengalami penurunan, pada bulan Mei 2023 inflasi berada di angka 4,00%, dan pada bulan Juni turun menjadi 3,52%, pada akhir tahun lalu inflasi Indonesia berada di angka 5,9 %, dengan koordinasi kita bersama sehingga di bulan Juni angkanya turun menjadi 3,52 %, mudah-mudahan ini bisa terus dikendalikan”.

Mendagri juga mengungkapkan bahwa Presiden telah memberikan arahan langsung mengenai penanganan dampak el nino, khususnya terhadap ketahanan pangan. Oleh sebab itu, dalam rakor inflasi daerah kali ini hadir Kepala BMKG dalam rangka memberikan informasi sehingga rekan-rekan didaerah juga bisa memahami dampak el nino, daerah-daerah berpotensi el nino dimana saja, apa saja yang harus dilakukan.

“Terima kasih kepada Menteri Keuangan yang telah memberikan dukungan dalam bentuk insentif kepada daerah yang mampu mengendalikan inflasi, adanya insentif dari Kementrian Keuangan itu akan menjadi semangat kepada semua pihak untuk terus dapat mengendalikan inflasi di Indonesia. Bagi daerah yang telah mampu mengendalikan angka inflasinya perlu menjadi contoh dan diberikan apresiasi,” ucap Tito.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa, “inflasi bukan hanya terjadi di Indonesia, fenomena ini juga terjadi di seluruh dunia. Secara global, ekonomi dan perdagangan masih melemah, hal ini yang menyebabkan inflasi masih tinggi. Suku bunga di negara maju diprediksi masih akan naik. Faktor pendorong berlanjutnya kenaikan suku bunga negara maju antara lain inflasi yang masih di atas target jangka menengah yakni sebesar 2% dan pasar tenaga kerja yang ketat ditandai masih tingginya pertumbuhan upah”. (Milfiana.CP) 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top