Kab. Solok, (Utamapost) – Viralnya sosok Bupati Solok Capt. H. Epyardi Asda, M.Mar dengan karakternya yang tegas dan memperlihatkan sikap yang apa adanya, semakin mendapat respon positif dimasyarakat. Sikapnya yang tetap maju untuk membangun kampung halamannya menampakkan hasil.
Hal ini juga yang membuat tokoh adat, agama dan sosial memberikan dukungan moral, dimana puluhan ulama tarekat se-Sumatera Barat bertemu dan buka puasa bersama dengan Bupati Epyardi Asda, pada Jumat malam (05/04/2024), bertempat di Cambai Hill atau objek wisata Bukit Cambai.
Salah satu ulama tarekat di Sumbar, Sutan Tuanku Mudo Ismed Ismail, tak lupa mengucapkan syukur Alhamdulilah karena bisa bertemu, mendengarkan langsung dan melihat bagaimana membangun Kabupaten Solok dengan sikapnya yang tegas. Menjadi kepala daerah itu harus mempunyai karakter dan jejaring yang kuat terutama dipusat. Sehingga bisa menggaet bantuan dalam bentuk apapun.
Ia mencontohkan, di Sumbar sendiri jalan tol sampai saat ini belum selesai. Menurutnya, kelemahan itu terletak pada jejaring dalam meyakinkan masyarakat, dan pemerintah pusat. Kami melihat beliau, punya banyak koneksi apalagi anaknya juga anggota DPR RI Komisi V akan mempermudah untuk membawa anggaran pusat ke daerah.
Sebagai pemimpin harus mengayomi semua lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan, terutama di Sumbar yang memiliki karakter kuat dalam adat istiadat dan agama, jadi jangan membeda-bedakan, kalau satu aliran sama pemimpinnya maka dibantu, kalau beda tak mau membantu, semua harus diayomi,” tuturnya.
Lanjutnya, terkait dengan viralnya pernyataan Epyardi Asda tentang garin, menurutnya itu bukan penghinaan justru untuk memacu semangat garin agar terus berbuat untuk nagarinya. Itu bukan penghinaan, cuma itu digiring oleh orang-orang tertentu. Saya melihat justru beliau loyal. Ini bisa terlihat dengan pondok pesantren dan masjid milik pribadinya, dan juga dekat dengan ulama-ulama.”
Hal itu tidak lepas dari karakter kuat dan tegas Epyardi Asda yang tampil apa adanya. Itu lah beliau. Apa adanya dan memang tegas tapi niatnya tak lebih hanya ingin membangun nagari dan kampung halamannya, dan kami doakan agar tetap tegar dan kuat untuk berjuang dengan niatnya yang tulus,” tambahkan.
Sebagai pemilik pondok pesantren Bupati Epyardi merasa terhomat bisa bertemu dengan ulama dan guru-guru tarekat yang juga memiliki pesantren dan pondok mengaji, dan juga merasa senang karena bisa menjalin tali silaturahmi dengan ulama tarekat.
“Saya hanya bisa berharap buya, tuanku semua bisa menikmati keindahan Kabupaten Solok, dan terkait karakter dan apa yang telah dibangun dikampung halaman, ini semua bentuk pengabdian, dan sebagai kepada daerah harus mempunyai karakter yang tampil untuk warganya, dan tidak bisa lunak jika harus menipu rakyatnya.
“Biarlah menjadi diri sendiri, dari pada harus menipu rakyat, dengan niat hanya untuk mengabdi. Kalau pun ketegasan selama ini viral dan mendapat respon masyarakat, itu bisa menjadikan kita semua tampil apa adanya,” harapnya.
Diungkapkannya, untuk melakukan perubahan didaerah butuh kekuatan ekstra dan kemauan yang tinggi. Bahkan rela berkorban banyak hal. Saya ikhlas menghibahkan sisa hidup demi kebangkitan dan kemaslahatan umat di Sumbar ini. Kalau tantangan sudah biasa. Dan tantangan itu bukan untuk dihindari tapi dihadapi. Siang berjuang malam bersujud melantunkan doa.
Disampaikannya, dengan dukungan para ulama tarekat ia meyakini, semua usaha dan perjuangannya akan dicatat sebagai bentuk pengabdian. Dan apa pun hasilnya, saya berjuang untuk membangun semua sudah dicatat di lauhul mahfudz. Allah tidak akan mengubah nasib kalau tidak kita sendiri yang ingin mengubahnya,” ungkapnya. (Milfiana.CP)