Solok, (Utamapost) – Beragam upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota Solok, untuk menekan laju inflansi daerah, salah satunya dengan menggalakkan gerakan tanam cabai, bawang dan komoditas pertanian lainnya di masyarakat. Begitu juga dengan Pemerintah Daerah kota Solok membuat “Kebun Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kota Solok.
Kebun Forkompimda dibuat dengan memanfaatkan lahan yang sementara tidak tergarap di Kelurahan Tanah Garam dengan ditanam dengan tanaman yang diharapkan dapat menekan inflasi seperti cabai biasa, cabai rawit, jagung, kacang tanah dan tanaman lainnya.
Penanaman perdana kebun forkompida dilakukan langsung oleh Wali Kota Solok, H. Zul Elfian Umar, SH, M.Si, pada Selasa (16/05/2023), yang juga dihadiri oleh Dandim 0309 Solok, Kapolres Solok Kota, Ketua Pengadilan Negeri Kota Solok, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Solok, Asisten I Setdako Solok, Kepala OPD, Camat Lubuk Sikarah, LKAAM, Bundo Kanduang dan Ketua KNPI Kota Solok.
Dihadapan Wako Zul Elfian, Kepala Dinas Pertanian Kota Solok, Zulkifli mengungkapkan bahwa, “Kebun Forkopinda bertujuan untuk menekan inflasi dengan menanam komoditas penyumbang atau rentan inflasi, semenjak merebaknya wabah Covid-19, pertumbuhan ekonomi dan inflasi menjadi perhatian utama pemerintah. Meningkatnya harga kebutuhan terutama kebutuhan pokok menjadikan daya beli masyarakat menurun”.
Untuk sektor pertanian, dampak perang Rusia-Ukraina menambah kenaikan harga pupuk untuk pertanian yang berakibat biaya produksi semakin meningkat. Namun demikian, sesuai pernyataan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Dr. Ir. Nasrullah, M.Sc, kenaikan harga di tingkat konsumen belum tentu dipengaruhi oleh kenaikan harga di tingkat produsen. Peran biaya distribusi juga mempengaruhi harga akhir.
Dalam rangka menekan laju inflasi di Kota Solok, Pemerintah Kota Solok melalui Dinas Pertanian menggalakkan gerakan tanam cabai, bawang dan komoditas pertanian lainnya di masyarakat. Keterbatasan lahan tidak menghalangi masyarakat untuk bertanam. Saat ini banyak teknologi pertanian yang bisa digunakan di lahan terbatas.
Kegiatan turut dimeriakan dengan makan jagung dan kacang rebus bersama secara sederhana di gaduang kebun Forkopimda. Dari situ timbul ide untuk melakukan aktivitas rapat tidak hanya di ruangan, namun bisa dilakukan di lapangan seperti di Kebun Forkopimda ini sambil menikmati hasil pertanian yang ada. (Milfiana.CP)