DPRD Provinsi Sumbar

Jawab Persoalan Sosial ,Ketua DPRD Sumbar Rangkul Tokoh Adat

PADANG, (Utamapost)- Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Supardi, bersama tokoh adat bekerja sama mencari solusi terhadap masalah sosial yang sedang berkembang di luhak Limapuluh (Payakumbuh dan Limapuluhkota). Beberapa masalah yang dihadapi termasuk gizi buruk (stunting-red) dan aktivitas Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT).

Supardi mengungkapkan hal tersebut saat membuka Workshop Menggali Potensi Nagari Untuk Merancang Sebuah Festival. Acara tersebut dihadiri oleh 24 lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) se Payakumbuh dan Lima puluhkota pada Senin (26/6) di Hotel Pusako Bukittinggi. Supardi berharap melalui forum yang melibatkan tokoh adat ini, dapat dihasilkan rekomendasi strategis untuk memaksimalkan nilai-nilai adat dalam filosofi Minangkabau.

Dia mencatat bahwa Sumbar saat ini menghadapi beberapa masalah sosial yang sebelumnya jarang terjadi di Minangkabau, termasuk stunting. Sumbar masuk dalam lima besar provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia. Keadaan ini memerlukan perhatian bersama.

Supardi juga menyoroti masalah moralitas lainnya di Sumbar, khususnya di luhak Limapuluh, seperti penyalahgunaan narkotika. Tingkat kerusakan masa depan generasi muda Sumbar akibat narkotika sangat tinggi, sehingga perlu penanganan yang melibatkan semua pihak. Masalah ini tidak hanya mempengaruhi generasi muda, tetapi juga orang dewasa.

Selain itu, Supardi juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perkembangan LGBT di Payakumbuh dan Limapuluhkota. Meskipun persentasenya tidak signifikan, tetapi hal ini perlu diwaspadai. Penyimpangan orientasi seksual seperti LGBT tidak dapat diprediksi, bahkan individu dari keluarga yang baik-baik saja dapat mengalami hal tersebut. Supardi menyatakan bahwa penyebaran LGBT bisa terjadi dengan cepat dan jumlahnya dapat meningkat secara drastis.

Supardi mengakui bahwa LGBT merupakan fenomena sosial yang bertentangan dengan norma-norma dan nilai-nilai agama, budaya, dan Pancasila sebagai dasar falsafah hidup bangsa.

Data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan bahwa Sumbar menempati posisi kelima dalam jumlah LGBT terbanyak, dengan sekitar 18 ribu orang terdaftar sebagai LGBT.

Selama kegiatan di Hotel Pusako, hadir Kepala Bidang Seni dan Diplomasi Budaya Dinas Kebudayaan Sumbar, Husin Daruhan, dan narasumber Raudha Thalib dan Biya Zuari Abdullah. Pada hari yang sama, Ketua DPRD Sumbar juga mengadakan kegiatan serupa di Hotel Campogo yang dihadiri oleh 30 peserta dari Luhak Limapuluh.(son)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top